Ngertakan Bumi Lamba Kuwera Bakti Jala Sutrah Nusantara Di Kawasan Wisata Gunung Tangkuban Perahu


Mitraaspirasi || Bandung Barat - Ngertakeun bumi lamba merupakan tradisi yang dianut oleh masyarakat sunda, ritual upacara adat ngertakeun bumi lamba dilakukan untuk mensucikan gunung, dan antara lain ritual itu juga dilakukan untuk memberikan ucapan terima kasih secara khusus oleh masyarakat sunda untuk alam. 

Prosesi ngertakan bumi lamba kuwera bakti jala sutrah nusantara telah diadakan pada tangal 23 Juni 2024 yang bertempat di lokasi wisata Gunung tangkuban Perahu lembang Bandung, "Yang dihadiri oleh Sesepuh Senusantara, Perwakilan dari Tokoh agama Kristen, hindu dan Budha serta Kapolsek dan Danramil Lembang. 

Jumlah peserta yang hadir kurang lebih 600 orang yang terdiri dari masyarakat lembang, Tokoh adat sunda dan team kesenian sunda termasuk grup angklung paguyuban Seni budaya nusantara 

Acara tersebut diselenggarakan oleh Dinas pariwisata dan budaya yang bekerjasama dengan pengelola kawasan Wisata Gunung tangkuban perahu, "Adapun tujuan diselenggarakannya acara tersebut adalah sebagai salah satu bentuk syukur masyarakat Kabupaten Bandung dan sekitarnya kepada Allah SWT, yang telah memberikan nikmat aman dan damai, sehingga tatanan kehidupan dapat berjalan normal sesuai dengan yang kita harapkan 

Ketua penyelenggara ngertakan bumi lamba kuwera baktijaya sutrah nusantara menyampaikan ucapan terima kasih kepada para undangan baik dari komunitas seni dan budaya maupun lembaga sosial masyarakat yang telah hadir mengikuti acara prosesi tersebut di atas. 

Dengan adanya acara tersebut dapat memberikan suatu pesan kepada kita semua bahwa sesuai dengan ajaran siliwangi silih asah, silih asih dan asuh mempunyai makna yang sangat dalam yaitu bahwa dalam kehidupan kita harus bersatu dengan alamnya yakni harus bisa menjaga alam, agar alam tidak murka kepada kita. 

Begitu juga dengan adanya acara Ngertakeun bumi lamba tidak hanya sekedar sebagai ritual semata tetapi harus kita sama sama jaga agar gunung tangkuban perahu tidak diekploitasi untuk menjaga keseimbangan alam. 

Pada kesempatan yang sama grup angklung Paguyuban seni Budaya Nusantara yang dipimpin oleh Ambu Ririn ikut memeriahkan acara prosesi tersebutdengan melantungkan 2 buah lagu yaitu lagu Indonesia pusaka dan Pileuleuyan. 


Jurnalis "Devi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama